Kamis, 16 November 2017

Tidak Bisakah Keduanya Berjalan Beriringan?

Ada satu hal yang menggelitik nurani saya pasca obrolan tengah malam dengan sahabat saya mengenai 'persahabatan dan pernikahan'. Kami kian overthinking mengenai hubungan persahabatan dua orang yang salah satu di antaranya telah menemukan tambatan hati dan mengikatnya dalam tali pernikahan, sementara satu lainnya masih menyandang gelar kebesaran. Jones, jomblo ngenes, jomblo gets happiness, whatever you named it. Saya salah satu yang mengalaminya.

 
Dua orang pernah begitu dekat, berbagi kisah satu sama lain, saling memberikan rekomendasi bacaan atau tontonan juga tak lupa untuk saling berkabar di setiap harinya sebelum satu di antaranya memutuskan untuk melepas masa lajang. Pasca itu, semuanya tak lagi sama.

Seseorang kehilangan sahabatnya karena pernikahan. Ia tak lagi berani untuk berkisah secara bebas apalagi mengajak sahabatnya bertemu dan jalan-jalan. Ikatan pernikahan mengubah segalanya. Hidupnya, hidup sahabatnya juga nasib persahabatannya.

Ia merasa menemukan sekat yang terlampau besar dan tak mampu ia robohkan. Sekat bernama status. Sahabatnya tak lagi meluangkan waktu untuk hal-hal spele yang sebelum saat ini selalu menjadi bahan dasar untuk terbahak bersama. Sahabatnya kini lebih gemar mengobrol bersama rekan-rekan lain dengan status yang sama, mungkin perihal how to mengambil hati mama mertua dan obrolan-obrolan lain seputar pernikahan dan rumah tangga lainnya.

Ia merasa dicampakan. Ingin menyapa terlebih dahulu, namun canggung, apa yang harus ia bicarakan. Topik lama tak lagi menarik bagi sahabatnya. Menanyakan kabar sahabat dan suaminya secara terus-menerus pun rasanya tak mungkin. Disapa lebih dulu? Jelas mustahil. Tak pernah terjadi.

Tak bisakah keduanya berjalan bersamaan? Ia tetap bahagia dengan sahabatnya. Masih saling rangkul dan mendiskusikan banyak hal mengenai apa pun. Sahabatnya, bahagia dengan keputusan yang telah ia ambil tanpa sedikit pun melepas kenangan menggunung bersama sahabat yang masih ingin menyebut sahabatnya seorang sahabat. Tidak ada sekat bernama status. Bisakah? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar. :)