Bagi para pecinta drama Korea, tentu masih hangat dalam ingatan mengenai drama The World of the Married dan VIP yang sempat tayang di TV lokal. Ya, kedua drama tersebut mengusung tema utama perselingkuhan yang sama-sama dilakukan oleh pihak laki-laki. Karena temanya ini, The World of the Married dan VIP berhasil menjadi tontonan favorit emak-emak Indonesia yang terbiasa disuguhkan oleh cerita-cerita serupa dalam FTV Indosiar yang soundtracknya berhasil membuat telinga jenga karena kerap didengar pagi, siang, dan malam. Kumenangiiiiiiiiissssss~
Masih hangat juga dalam ingatan bagaimana gemas dan kesalnya penonton saat melihat adegan-adegan perselingkuhan yang tidak sepatutnya terjadi sampai-sampai kolom komentar pada postingan Instagram aktris yang memerankan orang ketiga dalam drama tersebut dipenuhi oleh kata-kata hujatan dari pengguna instagram Indonesia. Artinya, penonton secara sadar tidak membenarkan perselingkuhan dalam bentuk apa pun, tidak pula pada cerita dalam drama (mungkin) karena mereka benar-benar tak mampu membedakan realita dan batasan profesional sebagai pelaku peran dalam karya fiksi, hehehehe peace.
Berbeda dengan The World of the Married dan VIP, meski sama-sama menyertakan kisah mengenai perselingkuhan, drama When My Love Blooms justru melahirkan penilaian standar ganda dari para penonton. Kisah mengenai Jaehyun dan Jisoo yang cinta dan raganya dipisahkan takdir selama bertahun-tahun dan pada akhirnya dipertemukan kembali setelah Jaehyun menjadi suami orang lain dan Jisoo yang baru saja bercerai, tetapi sedang dalam tahap rujuk dengan mantan suaminya ini justru mendapat dukungan penonton untuk sebuah akhir membahagiakan bagi keduanya.
Penonton seakan menutup mata terhadap kesalahan yang menjadi masalah serta gangguan utama yang kerap membuat marah dan jengkel. Dalam When My Love Blooms, tidak ada hujatan apalagi label pelakor untuk orang ketiga yang memang merupakan tokoh utama cerita. Setelah membaca beberapa komentar di situs streaming drama Korea, penonton justru mendoakan dan berharap Jaehyun segera bercerai dengan istri sah dan dipersatukan dengan Jisoo. Kontradiktif, bukan? Hehehe.
Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut saya, hal ini terjadi karena keahlian penulis skenario dan sutradara dalam meramu cerita dan karakter sehingga menciptakan standar ganda bagi drama bertema perselingkuhan dan sukses memberi nuansa berbeda dari drama-drama perselingkuhan sebelumnya. Ramuan cerita yang sama juga pernah terjadi pada drama One Spring Night yang dibintangi Han Jimin dan Hae In.
Dalam When My Love Blooms, Jaehyun digambarkan sebagai seorang yang penyayang keluarga, tetapi tidak bisa mencintai istrinya dengan sepenuh hati karena sejak bertahun-tahun lalu, ia telah memberikan hatinya untuk Jisoo. Dengan alur maju-mundur, drama ini memperkuat hubungan cinta antara Jaehyun dan Jisoo muda tidak akan gagal membuat penonton jatuh cinta dengan karakter keduanya. Maka, saat mereka dipertemukan di usia dewasa, penonton akan dengan sukarela mendoakan kebahagiaan untuk keduanya. Selain itu, karakter istri sah Jaehyun dan mantan suami Jisoo yang bertolak belakang dengan masing-masing karakter utama juga memperkuat penilaian standar ganda tersebut.
Lantas, salahkah penonton yang mendukung perselingkuhan Jaehyun dan Jisoo? Cobalah untuk menonton When My Love Blooms. Setelah menonton 16 episode-nya, tanyakan pada diri sendiri, apakah akan bersikeras dengan prinsip bahwa selingkuh adalah sebuah dosa atau melebur dengan ketulusan dan perjuangan cinta yang disuguhkan oleh Jaehyun dan Jisoo?
Saya sendiri berdiri pada prinsip Wonhyo, seorang biksu Tiongkok dari kerajaan Shilla, "Hal itu benar. Kemudian salah." Maksudnya, jika pemahaman adalah mempertimbangkan sesuatu, maka hal yang terjadi pada Jaehyun dan Jisoo adahan benar jika dipahami. Namun, jika persetujuan adalah mendukung sepenuhnya hal tersebut, maka saya akan menyatakan bahwa itu salah untuk disetujui. Karen, paham dan setuju merupakan hal yang berbeda.
XOXO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar. :)